assathoriyyah
Senin, 22 Oktober 2012
PROGAM KEHALIAN : AGRIBISNIS DAN AGROTEKOLOGI
STUDI KEAHLIA : AGRIBISNIS BUDIDAYA TANAMAN
KOMPETENSI KEAHLIAN : BUDIDAYA TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
dengan harapan anak-anak didik kita menjadi seorang pembaharu dalam dunia pertanian yang selama ini sudah mulai terkikis tanah kita oleh zat-zat yang bisa mematikn unsur hara tanah
Jumat, 11 Mei 2012
Rabu, 09 Maret 2011
Senin, 16 November 2009
SHOLAT
KENAPA KITA DIWAJIBKAN SHOLAT LIMA WAKTU
Sebelum kita melangkah jauh kepada pertanyaan itu, alangkah baiknya jika kita bertanya kepada diri kita sendiri. Sudahkah kita melaksanakan perintah Allah dengan benar dan ikhlas?.
Untuk menjawab pertaanyan tersebut, kembalikanlah kepada diri kita sendiri, yang menciptakan kita siapa? Dan yang memelihara kita mulai awal kita dilahirkan (siang dan malam tanpa kenal lelah) sampai pada waktu sekarang, kalau kita sudah bisa memikirkan yang demikian, maka wacana ke Ilahi-an kita akan semakin lebar dan luas yang tidak terhalangi oleh ruang dan waktu.
Kita sebagai hamba Allah sangatlah tidak pantas, jika kita hanya menuntut hak kita kepada-Nya (kita menuntut akan diberikannya rizki yang lancar dan banyak, dalam menghadapi permasalahan selalu diberi kemudahan dan jalan keluar dengan mudah dan lai-lain), sedangkan kita tidak memenuhi keawjiban kita sebagai hamba kepada-Nya, yakni melaksanakan semua kewajiban yang dibebankan kepada kita, diantara sholat, puasa, zakat, dan ibadah-ibadah yang lainnya.
Rabu, 11 November 2009
MNECARI RIZKI YANG HALAL
sifat amanah
HILANGNYA SIFAT AMANAH DAN TANGGUNG JAWAB SERTA MEMBUDAYANYA SIFAT KORUPSI
M. Qousul Amal, S.Th.I[1]
Ditengah-tengah arus globalisasi yang serba cepat dan modern, seakan-akan siapa yang cepat, maka dia yang dapat, dengan kata lain tanpa memperdulikan adab sopan santun dan norma-norma yang berlaku dinegara ini pada khususnya, serta kaida-kaidah agama pada umumnya. Bahkan sangat ironis sekali, bangsa kita yang terkenal dengan penduduk Muslim tersebesar didunia, dimana Islam sangat melarang praktek korupsi, pencurian dan lain-lain, akan tetapi pada prakteknya tidak jarang penduduk kita melakukan praktek korupsi tersebut, lebih-lebih dikalangan para pejabat tinggi Negara, meskipun tidak menutup kemungkinan rakyat jelata banyak yang melakukan praktek tersebut, tetapi yang menajadi permasalahan disini; mengapa seorang petinggi Negara/pejabat tinggi harus melakukan praktek korupsi tersebut?sebagaimana yang tersebar luas dimedia televise, media cetak maupun media-media yang lainnya. Apakah gaji yang mereka dapatkan mencukupi tuk kebutuhan sehari-hari?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, sebenarnya jawabannya adalah: hilangnya sifat amanah serta tiadanya tanggung jawab dalam memikul beban tugas yang di amanahkan diatas pundaknya.
Nah kalau kedua sifat ini hilang dihati para pemimpin kita, maka secara otomatis, seberat apapun tugas yang di embannya(yang jelas pekerjaan tersebut pasti ada upahnya, dan upah itu tidak sedikit, melainkan banyak sekali dan bahkan upah tersebut sangat tinggi diatas rata-rata penghasilan penduduk kita), pasti akan diselewengkan dan tidak ditempatkan pada tempatnya. Maka tidak heran, jika kita temukan banyak pungli-pungli dan mafia peradilan yang menelan banyak biaya, asalkan punya biaya besar, dapat dipastikan yang sedang terjerat hukum pasti akan bebas dari tuduhan, kalaupun tidak bebas, pasti hukumannya ringan sekali dan dalam jangka beberapa bulan yang bersangkutan akan bebas tanpa syarat.
Hukum yang dijatuhkan tidak sesuai dengan tindakan kejahatan yang ia lakukan pada bangsa dan rakyatnya, mereka yang telah menghianati bangsa hanya dihukum beberapa bulan dan hanya denda sekian, maka mereka akan bebas, tetapi berbeda sekali dengan palaku kejahatan yang tidak cukup mempunyai dana (penjahat kecil-kecilan), hukuman yang mereka terima berat sekali dan tidak sebanding dengan kejahatan yang mereka lakukan.
Nah disinilah keadilan dan tanggung jawab seorang pemimipin dipertanyakan?
Nabi bersabda:
كلكم راء وكلكم راعية عن راعيته
kamu sekalian adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggung jawabannya.
Jika sang pemimpin sudah hilang sifat amanah dan tanggung jawabnya, maka bias diprediksikan suatu pemerintahan atau lembaga yang dipimpinnya pasti akan banyak diwarnai dengan penghianatan-penghinatan oleh pemimpinnya sendiri, dengan kata lain akan banyak praktek korupsi yang merajalela ditengah-tengah kepimpinannya. Padahal dengan jelas agama melarangya, sebagaimana sabda nabi:
الراشي والمرتشي كلهم في النار
Seorang koruptor dan yang diajak bersekongkol semuanya masuk neraka.
Hadis tersebut dengan jelas menjabarkan akan larangan serta ancaman bagi pelaku korupsi, tetapi bukan hanya pelaku korupsi yang tersangkut dengan hadis tersebut, akan tetapi lebih dari itu, yakni semua perbuatan yang ada kaitannya dengan korupsi pasti akan mendekat kepadanya(ancaman itu akan berlaku bagi yang melakukannya).